Sunday, November 22, 2015

STRATIGRAFI

PENGERTIAN STRATIGRAFI


1.       Penjelasan Umum
Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dengan ruang dan waktu, sedangkan dalam arti sempit ialah ilmu pemerian batuan (Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996).

Pengolongan stratigrafi ialah pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah pemerian aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok bersistem tersebut di atas dikenal sebagai Satuan Stratigrafi (Sandi Startigrafi Indonesia, 1996).

Batas satuan stratigrafi ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan tersebut sebagaimana didefinisikan Batas satuan Stratigrafi jenis tertentu tidak harus berhimpit dengan batas satuan satuan stratigrafi jenis lain, bahkan dapat memotong satu sama lain (Sandi Startigrafi Indonesia, 1996). Unit Stratigrafi terdiri dari 2 kategori (North American Stratigraphic Codes, 1983) yaitu:

1.   Kategori yang berdasar atas kandungan Material (Content of starta) atau Batas-batas fisika suatu perlapisan.
a.       Unit Litostratigrafi.
b.       Unit Litodemik.
c.       Unit Magnetopolariti.
d.       Unit Biostratigrafi.
e.       Unit Pedostratigrafi.
f.        Unit Allostratigrafi

2.    Kategori yang berhubungan dengan umur geologi
2.1. Kategori Matrial
a.       Unit Kronastratigrafi.
b.       Unit Polariti-Kronostratigrafi

2.2. Kategori Non-Material
a.       Unit Geokronologi.
b.       Unit Polariti-Geokronologi.
c.       Unit Diakronik.
d.       Unit Geokronometrik.

3.   Korelasi Unit Stratigrafi
Korelasi adalah sebuah bagian fundamental dari stratigrafi, dan lebih lagi merupakan usaha dari stratigraphers dalam membuat unit stratigrafi yang formal yang mengarah pada penemuan praktis dan metode yang dapat dipercaya untuk korelasi unit ini dari suatu area dengan lainnya (Boggs, 1987).

Dalam korelasi stratigrafi, pemahaman kita tentang korelasi sangat dipengaruhi oleh prinsip dasar, konsep baru dan peralatan analisa (analytical tools) sehingga bisa dihasilkan metode baru dalam korelasi.

3.1. Definisi dan Prinsip Korelasi
Korelasi ialah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi Startigrafi Indonesia, 1996).
Menurut North American Stratigrafi Code (1983) ada tiga macam prinsip dari korelasi:
a.       Lithokorelasi, yang menghubungkan unit yang sama lithologi dan posisi stratigrafinya.
b.       Biokorelasi, yang secara cepat menyamakan fosil dan posisi biostratigrafinya.
c.       Kronokorelasi, yang secara cepat menyesuaikan umur dan posisi kronostratigrafi.

Korelasi dapat dipandang sebagai suatu yang langsung (direct)(formal) ataupun tidak langsung (indirect) (informal) (B.R.Shaw,1982). Korelasi langsung adalah korelasi yang tidak dapat dipungkiri secara fisik dan tegas. Pelacakan secara fisik dari kemenerusan unit stratigrafi adalah hanya metode yang tepat untuk menunjukkan persesuaian dari sebuah unit dalam suatu lokal dengan unit itu di lokal lain.

Korelasi tidak langsung dapat menjadi tidak dipungkiri oleh metode numerik seperti contoh pembandingan secara visual  dari instrumen well logs, rekaman pembalikan polaritas,atau kumpulan fosil; meskipun demikian, seperti pembandingan mempunyai perbedaan derajat reabilitas dan tidak pernah secara keseluruhan tegas (tidak meragukan).

Tabel-1. Hubungan dari Korelasi Langsung, Korelasi Tidak Langsung dan Matching
Correlation
Formal
Physical tracing of stratigraphic unit
Indirect
Arbitary
Systematical
Visual comparisons
Monothetic
Polythetic
Numeric Equivalence
Statistical Equivalence
Matching
Comparisons of nonstrtigraphic units

Lithokorelasi merupakan metode yang digunakan untuk korelasi strata (lapisan) dengan dasar lithologi.
Pelacakan Kemenerusan Lateral dari Unit Litostratigrafi. Pelacakan kemenerusan secara langsung dari sebuah unit lithostratografi dari suatu local ke local lain adalah satunya metode korelasi yang dapat menetapkan kesamaan dari sebuah unit tanpa keraguan.

Metode korelasi ini dapat digunakan hanya jika lapisan secara menerus atau mendekati menerus tersingkap. Jika singkapan dari lapisan tersela oleh daerah yang luas yang tertutup tanah dan vegetasi lebat, atau lapisan terhenti oleh erosi, atau dipotong lembah yang besar, atau tersesarkan, penelusuran secara fisik  pada lapisan menjadi tidak mungkin. Dalam keadaan itu, teknik korelasi lainnya (tidak langsung) harus digunakan (Boggs, 1987).

3.2. Kesamaan Litologi dan Posisi Stratigrafi
Pelacakan lateral secara langsung dari unit startigrafi dapat menjadi tidak berhasil diselesaikan dalam sebuah area yang sangat besar dikarenakan oleh ketidak menerusan singkapan. Geologist bekerja pada suatu area harus mempercayai korelasi unit lithostratigrafi dengan metode yang meliputi matching lapisan  dari suatu area ke lainya dengan dasar kesamaan lithologi dan posisi stratigrafi (Boggs, 1987).

Persamaan litologi dapat tidak dipungkiri atas dasar suatu macam properties batuan. Meliputi gross lithology (batupasir,serpih, atau batugamping, sebagi contoh), warna, kelompok mineral berat atau kelompok mineral khusus, struktur sedimen utama seperti perlapisan dan laminasi silang-siur, dan ketebalan rata-rata, dan  karakteristik pelapukan. Lebih banyak macam properties yang dapat dipakai untuk menetapakan sebuah kesuaian antar strata maka semakin kuat kemungkinan menuju sebuah kesesuaian yang benar (Boggs, 1987).

Penyesuaian lapisan dengan dasar lithologi merupakan tidak sebuah garansi atas kebenaran dari korelasi. Lapisan dengan karakteristik litologi yang sangat sama dapat terbentuk dalam lingkungan pengendapan yang sama dengan luas dipisahkan dalam waktu (time) atau tempat (space) (Boggs, 1987). Selain atas dasar kesamaan litologi, Individual formasi dapat dikorelasikan juga oleh posisi dalam sikuennya (Boggs, 1987).

3.3. Korelasi Dengan Instrumen Well Logs
Log adalah suatu terminologi yang secara original mengacu pada hubungan nilai dengan kedalaman, yang diambil dari pengamatan kembali (mudlog). Sekarang itu diambil sebagai suatu pernyataan untuk semua pengukuran kedalam lubang sumur (Mastoadji, 2007). Secara prinsip pengunaan dari  well logs adalah untuk:
a.       Penentuan lithologi.
b.       Korelasi stratigrafi.
c.       Evaluasi fluida dalam formasi.
d.       Penentuan porositas.
e.       Korelasi dengan data seismic.
f.        Lokasi dari faults and fractures.
g.       Penentuan dip dari strata

Syarat untuk dapat dilakukannya korelasi well logs antara lain adalah :
a.       Deepest.
b.       Thickest.
c.       Sedikit gangguan struktur (unfaulted).
d.       Minimal ada 2 data well log pada daerah pengamatan

Pada sikeun sand-shale yang tebal, itu mungkin menjadi petunjuk kecil dari  bentuk kurva untuk zona batuan untuk korelasi zona. Regional dip superimposed pada cross section sumur akan membantu. Unit pasir yang individual mungkin akan tidak menerus sepanjang lintasan, tetapi garis korelasi memberikan petunjuk tentang possible time sikuen stratigrafi (Crain, 2008).

3.4. Korelasi Batupasir
Sequence Boundary (SB) merupakan batas atas dan bawah satuan sikuen stratigrafi adalah bidang ketidak selarasan atau bidang-bidang keselarasan padanannya (Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996). Maximum flooding surface teridentifikasi oleh adanya maximum landward onlap dari lapiasan marine pada batas basin dan mencerminkan kenaikan maksimum secara relatif dari sea level (Armentout, 1991).

  

Gambar-2 Kandidat Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding Surface (MSF) (Possamentier & Allen 1999)

Untuk sikeun stratigrafi, biasanya dipakai Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding Surface (MSF) untuk korelasi. Hal ini dikarenakan pelamparan SB dan MSF yang luas. Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding Surface (MFS) ini menandakan suatu proses perubahan muka air laut yang terjadi secara global. Sehingga Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding Surface (MFS) ini sering digunakan untuk korelasi antar sumur. Dari data Well logs, adanya Sequence Boundary (SB) biasanya ditandai dengan adanya perubahan secara tiba-tiba dari Coarsening Upward menjadi Fineing Upward atau sebalikknya. Sedangkan Maximum Flooding Surface (MFS) dari data log ditunjukkan dari adanya akumulasi shale yang banyak, dan MSF merupakan amplitude dari log yang daerah shale.




















Gambar-3. Stratigraphic correlation of CSDP well Yaxcopoil-1 and PEMEX wells of the northern Yucatan Peninsula. Mesozoic are based on lithology, correlative fossil zones, and electric-log characteristics. (modified from Ward et al. 1995).

http://www.4shared.com/office/1gyffm6Oce/Pengertian_Stratigrafi.html

No comments:

Post a Comment