PENGERTIAN STRATIGRAFI
1. Penjelasan Umum
Stratigrafi
dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan kejadian
(genesa) macam-macam batuan di alam dengan ruang dan waktu, sedangkan dalam
arti sempit ialah ilmu pemerian batuan (Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996).
Pengolongan
stratigrafi ialah pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk
mempermudah pemerian aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya.
Kelompok bersistem tersebut di atas dikenal sebagai Satuan Stratigrafi (Sandi
Startigrafi Indonesia, 1996).
Batas
satuan stratigrafi ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan
tersebut sebagaimana didefinisikan Batas satuan Stratigrafi jenis tertentu
tidak harus berhimpit dengan batas satuan satuan stratigrafi jenis lain, bahkan
dapat memotong satu sama lain (Sandi Startigrafi Indonesia, 1996). Unit
Stratigrafi terdiri dari 2 kategori (North American Stratigraphic Codes, 1983)
yaitu:
1. Kategori yang berdasar
atas kandungan Material (Content of starta) atau Batas-batas fisika suatu
perlapisan.
a.
Unit Litostratigrafi.
b.
Unit Litodemik.
c.
Unit Magnetopolariti.
d.
Unit Biostratigrafi.
e.
Unit Pedostratigrafi.
f.
Unit Allostratigrafi
2. Kategori yang
berhubungan dengan umur geologi
2.1. Kategori Matrial
a.
Unit Kronastratigrafi.
b.
Unit Polariti-Kronostratigrafi
2.2. Kategori Non-Material
a.
Unit Geokronologi.
b.
Unit
Polariti-Geokronologi.
c.
Unit Diakronik.
d.
Unit Geokronometrik.
3. Korelasi Unit
Stratigrafi
Korelasi
adalah sebuah bagian fundamental dari stratigrafi, dan lebih lagi merupakan
usaha dari stratigraphers dalam membuat unit stratigrafi yang formal yang
mengarah pada penemuan praktis dan metode yang dapat dipercaya untuk korelasi
unit ini dari suatu area dengan lainnya (Boggs, 1987).
Dalam
korelasi stratigrafi, pemahaman kita tentang korelasi sangat dipengaruhi oleh
prinsip dasar, konsep baru dan peralatan analisa (analytical tools) sehingga
bisa dihasilkan metode baru dalam korelasi.
3.1. Definisi dan
Prinsip Korelasi
Korelasi
ialah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-satuan
stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi Startigrafi
Indonesia, 1996).
Menurut
North American Stratigrafi Code (1983) ada tiga macam prinsip dari korelasi:
a.
Lithokorelasi, yang
menghubungkan unit yang sama lithologi dan posisi stratigrafinya.
b.
Biokorelasi, yang
secara cepat menyamakan fosil dan posisi biostratigrafinya.
c.
Kronokorelasi, yang
secara cepat menyesuaikan umur dan posisi kronostratigrafi.
Korelasi
dapat dipandang sebagai suatu yang langsung (direct)(formal) ataupun tidak langsung (indirect) (informal) (B.R.Shaw,1982). Korelasi langsung adalah
korelasi yang tidak dapat dipungkiri secara fisik dan tegas. Pelacakan secara
fisik dari kemenerusan unit stratigrafi adalah hanya metode yang tepat untuk
menunjukkan persesuaian dari sebuah unit dalam suatu lokal dengan unit itu di
lokal lain.
Korelasi
tidak langsung dapat menjadi tidak dipungkiri oleh metode numerik seperti
contoh pembandingan secara visual dari instrumen well logs, rekaman pembalikan polaritas,atau kumpulan fosil;
meskipun demikian, seperti pembandingan mempunyai perbedaan derajat reabilitas
dan tidak pernah secara keseluruhan tegas (tidak meragukan).
Tabel-1. Hubungan dari Korelasi Langsung, Korelasi Tidak
Langsung dan Matching
Correlation
|
Formal
|
Physical tracing of stratigraphic unit
|
||
Indirect
|
Arbitary
|
Systematical
|
||
Visual comparisons
|
Monothetic
|
Polythetic
|
||
Numeric Equivalence
|
Statistical Equivalence
|
|||
Matching
|
Comparisons of nonstrtigraphic units
|
Lithokorelasi
merupakan metode yang digunakan untuk korelasi strata (lapisan) dengan dasar
lithologi.
Pelacakan
Kemenerusan Lateral dari Unit Litostratigrafi. Pelacakan kemenerusan secara
langsung dari sebuah unit lithostratografi dari suatu local ke local lain
adalah satunya metode korelasi yang dapat menetapkan kesamaan dari sebuah unit
tanpa keraguan.
Metode
korelasi ini dapat digunakan hanya jika lapisan secara menerus atau mendekati
menerus tersingkap. Jika singkapan dari lapisan tersela oleh daerah yang luas
yang tertutup tanah dan vegetasi lebat, atau lapisan terhenti oleh erosi, atau
dipotong lembah yang besar, atau tersesarkan, penelusuran secara fisik
pada lapisan menjadi tidak mungkin. Dalam keadaan itu, teknik korelasi lainnya
(tidak langsung) harus digunakan (Boggs, 1987).
3.2. Kesamaan Litologi
dan Posisi Stratigrafi
Pelacakan
lateral secara langsung dari unit startigrafi dapat menjadi tidak berhasil
diselesaikan dalam sebuah area yang sangat besar dikarenakan oleh ketidak
menerusan singkapan. Geologist bekerja pada suatu area harus mempercayai
korelasi unit lithostratigrafi dengan metode yang meliputi matching
lapisan dari suatu area ke lainya dengan dasar kesamaan lithologi dan
posisi stratigrafi (Boggs, 1987).
Persamaan
litologi dapat tidak dipungkiri atas dasar suatu macam properties batuan.
Meliputi gross lithology (batupasir,serpih, atau batugamping, sebagi contoh),
warna, kelompok mineral berat atau kelompok mineral khusus, struktur sedimen
utama seperti perlapisan dan laminasi silang-siur, dan ketebalan rata-rata,
dan karakteristik pelapukan. Lebih banyak macam properties yang dapat
dipakai untuk menetapakan sebuah kesuaian antar strata maka semakin kuat
kemungkinan menuju sebuah kesesuaian yang benar (Boggs, 1987).
Penyesuaian
lapisan dengan dasar lithologi merupakan tidak sebuah garansi atas kebenaran
dari korelasi. Lapisan dengan karakteristik litologi yang sangat sama dapat
terbentuk dalam lingkungan pengendapan yang sama dengan luas dipisahkan dalam
waktu (time) atau tempat (space) (Boggs, 1987). Selain atas dasar kesamaan
litologi, Individual formasi dapat dikorelasikan juga oleh posisi dalam
sikuennya (Boggs, 1987).
3.3. Korelasi Dengan Instrumen Well Logs
Log
adalah suatu terminologi yang secara original mengacu pada hubungan nilai
dengan kedalaman, yang diambil dari pengamatan kembali (mudlog). Sekarang itu
diambil sebagai suatu pernyataan untuk semua pengukuran kedalam lubang sumur
(Mastoadji, 2007).
Secara prinsip pengunaan dari well logs
adalah untuk:
a.
Penentuan lithologi.
b.
Korelasi stratigrafi.
c.
Evaluasi fluida dalam
formasi.
d.
Penentuan porositas.
e.
Korelasi dengan data seismic.
f.
Lokasi dari faults and
fractures.
g.
Penentuan dip dari
strata
Syarat
untuk dapat dilakukannya korelasi well logs antara lain adalah :
a.
Deepest.
b.
Thickest.
c.
Sedikit gangguan
struktur (unfaulted).
d.
Minimal ada 2 data
well log pada daerah pengamatan
Pada
sikeun sand-shale yang tebal, itu mungkin menjadi petunjuk kecil dari
bentuk kurva untuk zona batuan untuk korelasi zona. Regional dip superimposed
pada cross section sumur akan membantu. Unit pasir yang individual mungkin akan
tidak menerus sepanjang lintasan, tetapi garis korelasi memberikan petunjuk
tentang possible time sikuen stratigrafi (Crain, 2008).
3.4. Korelasi Batupasir
Sequence
Boundary (SB) merupakan batas atas dan bawah satuan sikuen stratigrafi adalah
bidang ketidak selarasan atau bidang-bidang keselarasan padanannya (Sandi
Stratigrafi Indonesia, 1996). Maximum flooding surface teridentifikasi oleh
adanya maximum landward onlap dari lapiasan marine pada batas basin dan
mencerminkan kenaikan maksimum secara relatif dari sea level (Armentout, 1991).
Gambar-2 Kandidat
Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding Surface (MSF) (Possamentier &
Allen 1999)
Untuk
sikeun stratigrafi, biasanya dipakai Sequence Boundary (SB) dan Maximum
Flooding Surface (MSF) untuk korelasi. Hal ini dikarenakan pelamparan SB dan
MSF yang luas. Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding Surface (MFS) ini
menandakan suatu proses perubahan muka air laut yang terjadi secara global.
Sehingga Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding Surface (MFS) ini sering
digunakan untuk korelasi antar sumur. Dari data Well logs, adanya Sequence
Boundary (SB) biasanya ditandai dengan adanya perubahan secara tiba-tiba dari
Coarsening Upward menjadi Fineing Upward atau sebalikknya. Sedangkan Maximum
Flooding Surface (MFS) dari data log ditunjukkan dari adanya akumulasi shale
yang banyak, dan MSF merupakan amplitude dari log yang daerah shale.
Gambar-3.
Stratigraphic correlation of CSDP well Yaxcopoil-1 and PEMEX wells of the
northern Yucatan Peninsula. Mesozoic are based on lithology, correlative fossil
zones, and electric-log characteristics. (modified from Ward et al. 1995).
http://www.4shared.com/office/1gyffm6Oce/Pengertian_Stratigrafi.html
http://www.4shared.com/office/1gyffm6Oce/Pengertian_Stratigrafi.html
No comments:
Post a Comment