METODE CAVING
Penerapan
metode caving (ambrukan)
memanfaatkan:
1.
Berat bijih, atau
2.
Tekanan batuan
diatasnya, atau
3.
Keduanya secara
bersamaan
Sehingga
penambangan menjadi lebih murah dan tersedia fasilitas penyanggaan secara
otomatis. Bagian atas undercut dari
endapan akan runtuh mengisi ruang pada undercut
tersebut, dan kegiatan peledakkan akan dikurangi atau dihemat secara
besar-besaran.
Pada
kegiatan penambangan bijih, daerah kerja akan diisi oleh broken ore diatasnya,
sehingga tidak perlu melakukan penyanggaan terhadap bijihnya. Tingkat
kesuksesan metode caving tergantung:
1.
Bila semakin besar
kecenderungan bijih untuk pecah/hancur dengan sendirinya (karena tekanan bijih
itu sendiri dan tekanan tanah penutup).
2.
Bila semakin mudah
batuan diatas bijih untuk runtuh dan mengisi daerah kosong.
3.
Bila diijinkan terjadi
amblesan di atas permukaan tanah
I.
SUB-LEVEL CAVING
Dikembangkan
dari metode top slicing, dan sekarang sangat populer karena dimungkinkan
melakukan mekanisasi. Metode sublevel caving yang baik diterapkan di Craigmont
Mines Ltd di British Columbia:
ü
Diterapkan sejak tahun
1967.
ü
Untuk menggantikan
open pit karena batuan dinsing terlalu lemah (inkompeten).
ü
Lebih ekonomis dan
efisien dibandingkan cut and fill untuk batuan lemah yang sama.
Urutan
kegiatan sublevel caving di
Craigmont:
1.
Haulage drift berjarak
31 feet secara vertikal, dan
dihubungkan dengan ramp dengan
kemiringan 20%.
2.
Drift produksi
(terhubung dengan dari haulage drift)
dibuat menembus badan bijih dengan interval 25 feet.
3.
Dibuat slot raise sepanjang 50 feet menembus
bijih disetiap ujung drift produksi.
4.
Membuat pemboran kipas
(fan drilling) sebanyak 10-12 lubang
membentuk sudut 800.
5.
Meledakkan dua buah
pemboran kipas dimulai dari slot raise.
6.
Melakukan penarikan broken ore dengan LHD dan menumpahkan ke
ore pass, sampai sebagian waste ikut terambil.
7.
Langkah nomor 5
diulangi sampai seluruh bijih terambil dan rongga akan diisi oleh waste runtuhan open pit.
Aplikasi
penerapan metode ini, antaralain:
1.
Badan bijih besar dan
cukup kompeten, yang tidak cocok untuk sublevel
stoping ataupun block caving
(karena tidak cukup baik menghasilkan caving).
2.
Badan bijih sempit
kemiringan 500-900 (steeply)
dan mempunyai dimensi vertical.
3.
Sebagai pengganti
metode cut and fill.
4.
Cocok untuk badan
bijih segala kedalaman, dan tidak memerlukan dinding yang kompeten.
5.
Terjadi runtuhan yang
menerus pada hanging wall selama
proses pengambilan bijih.
6.
Kondisi yang dijinkan
terjadinya dilusi dan losses.
7.
Untuk kondisi dimana
mineral berharga dan waste rock mudah
dipisahkan (misal: pemisahan magnetik).
8.
Metode ini relatif
baru dan belum secara menyeluruh dimengerti, tetapi terus dikembangkan.
Keuntungan
dalam penerapan metode ini, antaralain:
1.
Mudah dilakukan
mekanisasi.
2.
Tidak ada pillar yang
ditinggalkan.
3.
Produksinya besar.
4.
Dapat dilakukan
seleksi pada bijih.
5.
Development dilakukan
pada bijih itu sendiri.
6.
Merupakan metode
paling ekonomis dan aman untuk batuan inkompeten.
7.
Development opening
tidak selalu harus secara dipertahankan terus menerus.
8.
Caving pada dinding
akan membantu proses pengecilan broken
ore.
Sedangkan,
Kerugian dalam penerapan metode ini,
antaralain:
1.
Dilusi tinggi (sifat
inheren), semakin tinggi dilusi maka semakin tinggi mining recovery.
2.
Penambangan tidak
terkonsentrasi: pengawasa sulit
II. BLOCK CAVING
Diperlukan
pembuatan undercuting di bawah suatu
blok bijih yang besar, sehingga memungkinkan blok bijih tersebut ambruk. Urutan
kegiatan penambangan sublevel caving:
1.
Pembuatan crosscuts sistimatis di bawah badan
bijih.
2.
Dari crosscuts dibuat finger raise menembus bijih.
3.
Bijih digali dibagian
bawahnya membentuk undercut, sehingga runtuh dan hancur oleh berat bijih dan
berat batuan diatasnya (overlying capping)
membentuk broken ore yang cukup kecil
untuk ditarik melalui draw point.
4.
Runtuhan biasanya
menerus sampai ke permukaan bumi, apabila overburden
telah ikut terpengaruh oleh penarikan broken
ore.
5.
Penarikan bijih terus
berlangsung sampai terlihat material overburden
pada draw point.
Saat
ini telah berhasil menangani blok bijih dengan tinggi 50 meter sampai 350
meter. Kriteria sukses operasi block
caving, antaralain:
1.
Apabila blok bijih
yang besar dapat cepat hancur.
2.
Perolehan broken ore memadai.
3.
Dilusi kadar minimum.
4.
Kerusakan relatif
kecil pada bukaan-bukaan yang dipersiapkan selama development.
Aplikasi
dalam penerapan metode ini, antaralain:
1.
Urat lebar dan lapisan
tebal, cebakan homogen, overburden
bersifat segera runtuh.
2.
Batuan penutup (caving) mempunyai sifat runtuh.
3.
Bijih cukup kuat
(tidak runtuh) saat development, dan
segera runtuh bila undercut diledakkan.
4.
Daerah bijih relatif
kering: menghindari terbentuk lumpur yang akan mempersulit kontrol penarikan broken ore.
5.
Kadar homogen: block caving tidak selektif.
6.
Ideal untuk cebakan porphyry copper: mempunyai bijih dan caving lemah (tembagapura, papua)
Keuntungan
penerapan metode ini, antaralain:
1.
Biaya penambangan
rendah.
2.
Output tinggi: 10.000
– 100.000 ton/hari.
3.
Mekanisasi: tenaga
buruh sedikit.
4.
Timber sedikit:
mengurangi bahaya kebakaran.
5.
Produksi
terkonsentrasi: pengawasan mudah.
6.
Kecelakaan tambang rendah
Sedangkan,
Kerugian dalam penerapan metode ini,
antaralain:
1.
Modal besar, dan
developmen lama.
2.
Dilusi broken ore dengan waste rock.
3.
Bijih kadar rendah
pada capping dan batas badan bijih akan hilang (tidak terambil).
4.
Tidak fleksibel, tidak
dapat diubah ke metode lain.
No comments:
Post a Comment