Thursday, November 12, 2015

PERENCANAAN EKSPLORASI

DESAIN DAN PERENCANAAN EKSPLORASI


Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pekerjaan eksplorasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai endapan (bentuk, penyebaran, letak, posisi, kadar/kualitas, jumlah endapan, serta kondisi-kondisi geologi). Pekerjaan eksplorasi ini harus telah selesai dilakukan sebelum memasuki tahapan perencanaan penambangan.

Pentahapan-pentahapan kegiatan dalam suatu industri pertambangan (mulai dari eksplorasi, penambangan, s/d pengolahan) perlu dilakukan dan sebaiknya saling berkesinambungan, karena industri pengelolaan pertambangan ini mempunyai sifat-sifat, antara lain :
a.       Mempunyai resiko tinggi,
b.      Biaya relatif mahal.
c.       Memerlukan modal yang besar,
d.      Teknologi yang tidak sederhana,serta
e.       Memerlukan pengelolaan yang baik.

Sifat-sifat tersebut muncul akibat faktor-faktor kondisi endapan dan lingkungan, antara lain karena adanya ketidakpastian mengenai pengetahuan cadangan bahan tambangnya, baik mengenai jumlah kadar atau  kualitas, bentuk, serta letak dan posisi endapan,kondisi-kondisi geologi (sifat batuan, struktur, dan air tanah) endapan dan daerah sekitarnya umumnya terletak pada daerah yang jauh dan relatif terpencil.

Secara umum aliran kegiatan industri pertambangan dimulai dengan tahapan prospeksi yang kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi. Tahapan ini mempunyai resiko yang sangat tinggi (high risk), karena berhubungan dengan resiko geologi. Pada saat memasuki tahapan pre-studi kelayakan (prefeasibility study) sampai dengan tahapan studi kelayakan (feasibility study), resiko kegagalan mulai diperkecil.

Kegiatan eksplorasi menurut UU No. 11 tahun 1967 berupa penyelidikan geologi pertambangan, yang berarti suatu penerapan ilmu geologi terhadap operasi penambangan. Dasar suatu operasi penambangan ialah kepastian geologi dan ekonomi tentang adanya suatu kuantitas (tonase atau volume) bahan galian, yang disebut sebagai cadangan. Kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenaan dengan :
a.       Keanekaragaman mineral yang ada dalam bahan galian,
b.      Perubahan kandungan mineral bijih akibat struktur atau lingkungan geologi, dan
c.       Kemungkinan geologinya adanya sejumlah cadangan lain di tempat sekitar letakan yang sudah diketahui.

Sedangkan kepastian ekonomi, yang datanya berdampak terhadap ongkos penambangan, ditentukan antara lain oleh dimensi-dimensi letakan bahan galian dipermukaan maupun bawah-permukaan, variasi kuantitas terhadap kualitas, keanekaragaman sifat teknis batuan dan sifat aliran air-tanah, serta daya dukung batuan terhadap limbah.

Komoditas sumberdaya alam umumnya dan khususnya komoditas sumberdaya mineral, merupakan barang nyata yang dapat memenuhi segera permintaan pasar dan dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan cadangan bijih atau mineral belum merupakan barang nyata, meskipun informasi cadangan dalam prakteknya dapat diperdagangkan, dan tidak termasuk komoditas sumberdaya mineral. Sesudah sumberdaya mineral diambil dari kedudukan alaminya, maka ia menjadi komoditas sumberdaya mineral. Contoh komoditas sumberdaya mineral misalnya ialah logam aluminium, batubara bersih yang telah ditambang.

Dalam pelaksanaannya, eksplorasi seperti disebut dalam UU tahun 1967 didahului oleh adanya suatu kegiatan yang disebut sebagai Penyelidikan Umum. Penyelidikan umum ini disebutkan sebagai penyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di daratan, perairan, dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada umumnya. Adanya letakan bahan galian yang ditetapkan pada penyelidikan umum lebih lanjut diteliti secara seksama pada tahap eksplorasi.

Istilah penyelidikan umum dalam UU tahun 1967 sama artinya dengan Prospeksi Mineral. Prospek dalam bidang pertambangan berarti sesuatu yang memberi harapan yang dapat bermanfaat bagi manusia. Secara fisik prospek ini umumnya merupakan sebagian dari letakan bahan galian, misalnya mineralisasi yang muncul di permukaan bumi atau yang terdapat di bawah permukaan pada batas daerah yang sedang ditambang. Keseluruhan bagian dari letakan bahan galian belum diketahui dengan pasti karena belum diselidiki dengan lebih teliti. Itu sebabnya pada suatu prospek masih harus dilakukan penyelidikan lagi dan ini berlangsung pada tahap eksplorasi.

Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari :
a.       Peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan tujuan mencari prospek,
b.      Penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan
c.       Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang.

Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan, lembaga pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk kegiatannya yang mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan besarnya cadangan mineral. Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet (sebelum negara ini bubar) yang menggunakan istilah eksplorasi untuk kegiatan mencari mineralisasi dan prospeksi untuk kegiatan penilaian ekonomi suatu prospek (Peters, 1978). Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan mineralisasi. Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitunya.

PENTAHAPAN DALAM PERENCANAAN KEGIATAN EKSPLORASI

 I.               TAHAP EKSPLORASI PENDAHULUAN

Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :

I.a. Studi literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei.

Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.



I.b. Survei dan pemetaan
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.

Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).

Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.).

Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

 II.         TAHAP EKSPLORASI DETAIL

Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak.

Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.

Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.

 III.            STUDI KELAYAKAN
Pada tahap ini dibuat rencana peoduksi, rencana kemajuan tambang, metode penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Kegiatan Eksplorasi :

III.1. Tujuan eksplorasi
Tujuan kegiatan ekpslorasi antara lain untuk mengetahui :
a.       Melokalisasi suatu endapan bahan galian :
Ø  Eksplorasi pendahuluan/prospeksi dan
Ø  Eksplorasi detail.
b.      Endapan/bijih yang dicari : sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak, minyak/gas bumi, endapan golongan C, dll.
c.       Sifat tanah dan batuan :
Ø  Untuk penambangan,
Ø  untuk konstruksi, dll.

III.2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang :
a.       Peta dasar sudah tersedia/belum.
b.      Peta geologi/topografi (satelit, udara, darat).
c.       Analisis regional :
Ø  Sejarah,
Ø  Struktur/tektonik, dan
Ø  Morfologi.
Ø  Laporan-laporan penyelidikan terdahulu.
Ø  Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada.
d.      Geografi :
Ø  Kesampaian daerah (desa/kota terdekat, transportasi),
Ø  Iklim/musim (cuaca, curah hujan/banjir),
Ø  Sifat angin, keadaan laut, gelombang, dll.,
Ø  Tumbuhan, binatang, dan
Ø  Komunikasi.
e.       Sosial budaya dan adat istiadat :
Ø  Sifat penduduk,
Ø  Kebiasaan,
Ø  Pengetahuan/pendidikan,
Ø  Mata pencaharian, dll.
f.        Hukum :
Ø  Pemilikan tanah,
Ø  Ganti rugi, dan
Ø  Perizinan.

III.3. Pemilihan metode
Metode eksplorasi yang digunakan umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a.       Cara tidak langsung :
Ø  Geofisika dan
Ø  Geokimia.
b.      Cara langsung :
Ø  Pemetaan langsung dan
Ø  Pemboran.
c.       Gabungan cara langsung dan tak langsung.

III.4. Pemilihan alat
Pemilihan alat tergantung pada hal-hal berikut :
a.       Metode yang dipilih,
b.      Keadaan lapangan,
c.       Waktu,
d.      Alat yang tersedia,
e.       Biaya, dan
f.        Ketelitian yang diinginkan.

III.5. Pemilihan anggota tim/tenaga ahli
Suatu tim kegiatan eksplorasi umumnya terdiri dari :
a.       Ahli geologi,
b.      Ahli geofisika,
c.       Ahli geologi tambang,
d.      Ahli geokimia,
e.       Operator alat, dll.

III.6. Rencana biaya
Rencana biaya harus dipertimbangkan secara matang karena berkaitan dengan nilai investisasi yang dilakukan, dan umumnya meliputi biaya pembukaan lahan untuk base camp, persiapan sarana dan prasarana (peralatan), biaya operasional selama survei, renumerasi (penggajian), akomodasi dan kebutuhan logistik, serta pajak.

III.7. Pemilihan waktu yang tepat
Waktu kegiatan juga harus ditentukan secara tepat, misalnya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat serta trend  kondisi politik, ekonomi atau investasi saat itu. Tidak akan memungkinkan dilakukan suatu kegiatan eksplorasi di suatu daerah yang sedang berkecamuk perang atau terdapat gangguan keamanan.

III.8. Penyiapan peralatan/perbekalan
Peralatan umum yang dipersiapkan adalah :
a.       Peta dasar,
b.      Alat surveying/ukur atau GPS (Global Positioning System),
c.       Alat kerja :
Ø  Alat geofisika,
Ø  Alat sampling,
Ø  Palu,
Ø  Altimeter,
Ø  Alat bor,
Ø  Kompas,
Ø  Meteran,
Ø  Kantong contoh,
Ø  Geochemical kit,
Ø  Dll.
d.      Alat tulis,
e.       Alat komunikasi,
f.        Keperluan sehari-hari (makan-tidur-mandi, dll.), dan
g.      Obat-obatan/P3K.

Setelah sampai di lapangan (lokasi), maka hal-hal yang harus diperhatikan (disiapkan) adalah :
a.       Membuat base camp,
b.      Mencek peralatan/perbekalan,
c.       Melakukan quick survey di daerah penyelidikan, untuk menentukan langkah-langkah yang lebih lanjut, serta
d.      Melakukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan sebenarnya (bila perlu).

III.9. Pemilihan Metode Eksplorasi
Dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan dicari. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan eksplorasi serta pemilihan metode dapat digambarkan secara umum seperti terlihat pada Tabel 7.1.

Tabel 7.1   Tahapan eksplorasi dan metode yang digunakan sesuai dengan endapan mineral yang dicari
Tahapan
Metode
Jenis endapan
mineral
Pendahuluan
Citra landsat
Sintesis regional
semua
semua

Survei Tinjau
(Reconnaissance)
Foto udara
Aeromagnetik
Pemetaan geologi
Pengukuran penampang stratigrafi
Stream sediment sampling
Pendulangan
semua
logam dasar
semua
misalnya batubara
logam dasar
mineral berat







Prospeksi umum
Pemetaan geologi
Stream sediment sampling
Pendulangan
Gaya berat
Seismik
Magnetik
Rock sampling
semua
logam dasar
mineral berat
non-metalik
singenetik
logam dasar tertentu
semua

Prospeksi detail
(Eksplorasi pendahuluan)
Pemetaan geologi
Uji sumuran
Geolistrik (tahanan jenis, IP, SP, dll.)
Seismik refraksi/refleksi
Detail magnetik
Soil sampling (geokimia)
Rock sampling (geokimia)
Rock sampling (petrografi, alterasi)

semua
semua
logam dasar
singenetik
logam dasar tertentu
logam dasar
semua
logam dasar, dll.
Eksplorasi detail
Pengambilan conto sistematik dengan: pemboran inti, sumur uji atau dengan logging geofisika
semua


  IV.            Perencanaan Program Eksplorasi
Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat sasaran, maka diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan. Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain :
a.       Target eksplorasi.
b.      Jenis bahan galian (spesifikasi kualitas) dan
c.       Pencarian model-model geologi yang sesuai.

IV.1. Pemodelan eksplorasi
a.       Menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi,
b.      Menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan  mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan, serta
c.       Penentuan metode-metode eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk geologi yang diperoleh.

Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar ekonomis dan perancangan (desain) yaitu :
a.       Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan geologi endapan yang dicari.
b.      Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.
c.       Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable).

Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian yaitu Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu endapan bahan galian.

Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi :
1.      Rencana pemetaan, mencakup ;
a.       Perencanaan lintasan,
b.      Perencanaan tenaga pendukung,  yang didasarkan pada keadaan geologi regional.
2.      Rencana survei geofisika dan geokimia, mencakup ; 
a.       Perencanaan lintasan,
b.      Perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data),  yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih.
3.      Perencanaan sampling melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran eksplorasi, yang mencakup :
a.       Jumlah paritan uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasi,
b.      Interval/spasi antar paritan (lokasi),
c.       Kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor,
d.      Keamanan (kerja dan lingkungan),
e.       Interval/metode sampling, dan
f.        Tenaga kerja yang didasarkan pada proyeksi/interpretasi dari penyebaran singkapan endapan di permukaan.

4.      Perencanaan pemboran inti, meliputi :
a.       Target tubuh bijih yang akan ditembus,
b.      Lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan (moving) alat),
c.       Kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan),
d.      Kedalaman masing-masing lubang,
e.       Jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasi,
f.        Jumlah tenaga kerja,
g.      Alat transportasi, dan
h.      Jumlah (panjang) core box.

Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah mengikutkan jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan. Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa faktor lain, seperti :
a.       Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat.
b.      Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh pada batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi terukur (measured) £ 400 m antar titik observasi.

Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi pengelolaan suatu proyek/pekerjaan eksplorasi, antara lain :
a.       Memperkecil resiko kerugian,
b.      Memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat pada tahapan selanjutnya jika dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan ,
c.       Setiap tahapan dapat melokalisir (menambah/mengurangi) daerah target sehingga probabilitas memperoleh keuntungan lebih besar, dan
d.      Memungkinkan penganggaran biaya eksplorasi per setiap tahapan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

IV.2. Pengelolaan Kegiatan Eksplorasi
Secara umum, suatu manajemen kegiatan eksplorasi telah meliputi beberapa hal berikut, antara lain :
a.       Jenis kegiatan.
b.      Operasi lapangan.
c.       Layanan pendukung.
d.      Layanan teknis, logistik, dan administrasi.
e.       Koordinasi, komunikasi, dan pengawasan.
f.        Analisis dan integrasi data hasil eksplorasi.
g.      Pengambilan keputusan.

Teori manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan eksplorasi. Secara umum, dalam suatu program penentuan yang mengarah ke eksplorasi harus dimulai dengan hipotesa pekerjaan, yang merupakan rencana ulang pemilihan fakta-fakta dari beberapa observasi dan intepretasi dengan spekulasi dari pengeluaran. Syarat untuk perumusan hipotesis dari suatu penemuan (dalam hal ini endapan bahan galian) adalah sebagai berikut :
a.       Pengetahuan staf (pekerja) yang baik tentang keadaan/kontrol geologi suatu endapan,
b.      Mempunyai wawasan dan imajinasi,
c.       Mempunyai bakat intuisi,
d.      Mempunyai keberanian,
e.       Mempunyai keyakinan tentang penilaian hipotesis,
f.        Kemampuan untuk berdiri sendiri.

Untuk mencapai kesuksesan dalam eksplorasi, maka urutan-urutan yang perlu diperhatikan oleh seorang (badan) pengelola eksplorasi antara lain :
a.       Penentuan tujuan jangka panjang yang realistik dan tidak bersifat subjektif,
b.      Pendelegasian tanggung jawab pada masing-masing individu/tim,
c.       Penciptaan suasana kerja yang produktif sehingga mampu merangsang munculnya inovasi-inovasi dan penemuan-penemuan baru,
d.      Pemastian adanya komunikasi yang baik, baik dari pusat kelapangan, atau dalam satu kerja tim lapangan,
e.       Penekanan dan proporsi yang baik dalam pengelolaan sumberdaya (manusia, uang, dan waktu),
f.        Membiasakan dalam peninjauan kembali keputusan sebelum memutuskan/membuat keputusan akhir (final decission).

http://www.4shared.com/office/zguvEqwVba/Desain__Perencanaan_Eksplorasi.html

No comments:

Post a Comment