SESAR (FAULT)
1. Definisi-Definisi
didalam Sesar
1.1. Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang
memperlihatkan peregeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis
lurus (translasi) atau terputar (rotasi). Sesar merupakan struktur bidang
dimana kedudukannya dinyatakan dalam jurus dan kemiringan.
1.2. Separation (pergeseran relatif semu) adalah jarak yang
terpisah oleh sesar dan diukur pada bidang sesar. Komponen dari sparation dapat
diukur pada arah tertentu, umumnya sejajar jurus atau arah kemiringan bidang
sesar.
1.3. Slip (pergeseran relatif sebenarnya) adalah pergeseran relatif
sebenarnya pada sesar, diukur dari blok satu keblok yang lain pada bidang sesar
dan merupakan pergeseran titik-titik yang sebelumnya berimpit. Total pergeseran
disebut juga ”Net slip”.
1.4. Throw (loncatan vertikal) adalah jarak yang diukur pada bidang
vertikal dari slip/sparation.
1.5. Heave (loncatan Horizontal) adalah jarak yang diukur pada bidang
horizontal.
1.6. Footwall adalah blok tubuh batuan yang terletak dibawah bidang sesar.
1.7. Hangingwall adalah blok tubuh batuan yang terletak di atas bidang
sesar.
2. Klasifikasi Sesar
Sesar
dapat diklasifikasikan dengan pendekatan geometri yang berbeda. Beberapa
klasifikasi diantaranya adalah:
ü
Berdasarkan hubungan
dengan struktur lain (sesar bidang perlapisan, sesar longitudinal, sesar
transversal).
ü
Berdasarkan pola
kumpulan seasar (sesar radial, sesar pralel, sesar en echelon).
Aspek
terpenting dari geometri sesar adalah pergeseran. Atas dasar ini, sesar dapat
diklasifikasikan sebagi berikut:
A.
Berdasarkan Sifat
Pergerakan Relatif Semu
1.
Strike separation fault
adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus bidang sesar, yang terdiri
dari:
a. Strike left
separation fault
Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar maka akan
terlihat jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser kearah kiri.
b. Strike right
separation fault
Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar maka akan
terlihat jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser kearah kanan.
2.
Dip separation fault
adalah pergeseran relatif semu searah dengan kemiringan bidang sesar, yang
terdiri dari :
a. Normal sparation
fault
Jika sesar dilihat penampang vertikal, jejak pergeseran
pada footwall ditemukan d8i atas
jejak yang sama pada hangingwall.
b. Reverse separation
fault
Jika sesar di lihat pada penampang vertikal, jejak
pergeseran pada footwall dtemukan di
bawah jejak yang sama pada hangingwall.
B.
Berdasarkan Sifat
Pergeseran Relatif Sebenarnya
1.
Strike slip fault
adalah pergeseran relatif semu sesarh dengan jurus bidang sesar, yang etrdiri
dari:
a. Strike left slip
fault
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan
terletak jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser kearah kiri.
b. Strike right slip
fault
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu seasr maka akan
terlihat jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser kearah kanan.
2.
Dip Slip fault adalah
pergeseran relatif sebenarnya searah dengan kemiringan bidang sesar, yang
terdiri dari:
a. Normal slip fault
Blok hangingwall relatif
turun terhadap footwall.
b. Reverse slip fault
Blok hangingwall
bergerak relatif naik terhadap footwall.
Untuk
sesar vertical : tentukan salah satu blok relative bergerak terhadap blok lain,
contoh “Vertikal dip slip fault”.
3.
Oblique slip fault
adalah pergeseran miring relative sebernarnya terhadap bidang sesar. Untuk
penamaan sesar ini dipakai kombinasi istilah “dip slip dan strike slip” seperti
dibawah ini
a.
Normal left slip fault.
b.
Normal right slip
fault.
c.
Reverse left slip
fault.
d.
Reverse right slip
fault.
e.
Vertical oblique slip
fault.
4.
Sesar Rotasi adalah
yeng memperlihatkan pergeseran berputar pada bidang sesarnya.
a.
Clokwise rotation
fault.
Blok yang berlawanan bergerak searah jarum jam.
b.
Anticlokwise rotation
fault.
Blok yang berlawanan bergerak berlawanan arah jarum jam.
3. Analisa Struktur
Sesar
Sesar
adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Sifat pergeserannya
dapat bermacam-macam, mendatar, miring (oblique), naik dan turun. Didalam
mempelajari struktur sesar, disamping geometrinya yaitu, bentuk, ukuran, arah,
dan polanya, yang penting juga untuk diketahui adalah mekanisme pergerakannya.
4. Sesar dan
Struktur Penyerta
Gejala
sesar seringkali disertai dengan gejala struktur yang lain, misalnya kekar,
lipatan, drag fold (lipatan seretan), breksiasi abibat sesar, milonit, filonit
dan sebagainya. Struktur-struktur ini sangat penting untuk membantu didalam
analisis tentang pergerakan sesar.
4.1. Kekar dan Urat (vein)
Kekar
adalah gejala yang umum terdapat dalam batuan. Kekar dapat terbentuk karena
tektonik (deformasi) dan dapat terbentuk juga secara non tektonik (pada saat
diagenesa, proses pendinginan dsb). Dalam hal ini kita membatasi pada jenis
kekar yang terbentuk secara tektonik.
Kekar
merupakan salah satu struktur yang sulit diamati, sebab kekar dapat terbentuk
pada setiap waktu kejadian geologi, misalnya sebelum terjadinya suatu
lipatan,atau terbentuknya semua struktur tersebut. Hal ini yang juga merupakan
kesulitan adalah tidak adanya atau relatif kecil pergeseran dari kekar,
sehingga tidak dapat ditentukan kelompok mana yang terbentuk sebelum dan
sesudahnya.
Secara
kejadiannya (genetik) kekar dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
a.
Kekar gerus (shear
fracture) : adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena adanya
kecenderungan untuk salin bergeser (sghearing).
b.
Kekar tarik (extention
fractire) : adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena adanya
kecenderungan untuk saling menarik (meregang).
Extension
farcture dapat dibendakan sebagai:
ü
Tension fracture :
ialah kekar tarik yang bidang rekahnya searah dengan arah tegasan.
ü
Relese fracture :
ialah rekekar yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan dan
tegak lurus terhadap gaya utama.
4.2. Breksi sesar dan
Milonit
Bidang
sesar biasanya trerisi oleh bahan-bahan faregmental yang disebut ”Breksi
sesar”. Adakaalanya bahan ini agak lunak dan hancur yang disebut sebagai
”Gouge”, juga pada batuan metamorf menunjukkan lembar-lembar yang berupa
struktur aliran. Pada bagian yang sangat intensif tingkat kehancurannya
9deformasi), zona sesar dapat berupa serbuk berbutir halus dan lunak yang
disebut ”milonit”.
Gejala-gejala
ini merupakan bukti-bukti yang dapat dipakai untuk menduga kelurusan dan
kemenerusan dari jalur sesar. Arah-arahnya misalnya didapatkan dari orientasi
memanjangnya fragmen atau jalur breksiasi, arah bidang-bidang gerusan
(shearing) dan milonit dan sebagainy. Arah ini akan membantu untuk menentukan
bidang sesar.
4.3. Struktur seretan (drag)
Struktur
seretan (fault drag atau drag fold) adalah gejala penyerta disekitar bidang
sesar yang terbentuk akibat pergerakan sesar. Struktur ini dapat menunjukkan
gerak relatif sebenarnya. Struktur ini tampak pada perlapisan atau bidang
foliasi. Ada 2 macam seretan (drag) yang dapat terbentuk yaitu ”seretan normal”
(normal fold) dan ”seretan naik” (reverse drag).
4.4. Cermin sesar (slickensides) dan Gores garis (striation)
Slickensides
atau cermin sesar adalah gejala yang tampak pada permukaan bidang-bidang yang
tergeser. Dapat terbentuk pada bidang sesar atau bidang-bidang kekar yang
menyertainya. Struktur tersebut merupakan bidang-bidang halus, dan
goresan-goresan (striations) yang seolah-olah dipoles. Seringkali disertai
dengan jenjang-jenjang (steps), yang merupakan kekar yang terbentuk akibat
gerak relatif dari bidang itu.
5. Metoda hukum
dihedral (didres droitis)
Setiap
bidang sesar dapat dibagi oleh bidnag bantu (plan auxiliaire) menjadi empat dihedral
(diedres droitis). Bidang bantu adalah bidang yang tegaklurus kepada tegasan
gerus dan gores-garis serta mengandung tegasan normal (σn ).
Dua
dehedra yang berlawanan disebut dominan tekanan (compression) dan dua yang
lainnya disebut tarikan (extension)
sebagai fungsi dari arah pergerakan sesar.Dinyatakan secara jelas sebagi
dihedral pendekatan (shortening)
diamana terdapat (σ1 )dan dihedral pemanjangan (lengtening) dimana terdapat
(σ3).
Istilah-istilah
tersebit sangat umum dalam seismologi terutama pada perhitungan mekanisme pusat
gempa(focal mecanism). Dalam menyajikan metoda tersebut diterapkan dan
dibenarkan penggunaan hukum-hukum dihedral (diedres droitis) pada aplikasi
penelitian tentang kondisi mekanik yangs esuai dengan satu proses gempa bumi
(seismik).
6. Beberapa Konsep
dalam interpretasi struktur
Interpretasi
struktur dapat dilakukan pada skala yang beragam, padaskala yang mikro, pada
suatu jalur sesar sampai pada suatu wilayah. Untuk itu perlu dibuat batasan dan
asumsi untuk menerapkan teori-teori yang ada. Salah satu kendala lain didalam
interpretasi struktur adalah batasan ”waktu”, yaitu kejadian atau generasi dari
struktur tersebut. Oleh karena itu perlu diperhatikan apabila dari beberapa
struktur yang ada berlainan waktu kejadiannya, artinya berbeda sejarah
tektoniknya.
Beberapa
konsep dikembangkan diantaranya oleh Moody dan Hill (1956) yang membahas
tentang urutan kejadian struktur berdasarkan arah tegasan atau gaya yang
bekerja pada suatu wilayah. Konsep lain dikembangkan oleh Tchalenko (1970) dan
Harding (1973) yang menjelaskan bahwa pada gerak sesar mendatar, gejala yang
terdapat pada jalur sesar adalah komponen gerak kopel yang bekerja akibat
seasar tersebut. Gerak kopel tersebut menghasilkan komponen tarik atau
extension (E) dan komponen tekan atau compression (C).
Perbedaan
dari model Moody dan Hill dan Harding adalah arah gaya pembentukknya. Bila
Moody dan Hill mebngunakan pure shear sebagai gaya penyebab terbentuknya shear.
Sedangkan Harding mengunakan simple shear.
7. Penyelesaian
Geometri didalam pergerakan sesar
Prinsip
ataupun model tentang kinematika dan dinamika struktur seringkali, dan akan
lebih mudah ditampilkan dalam gambaran dua dimensi, yaitu pada tampak peta
penampang. Bebrapa contoh yang dipakai sebagai analisis pergerakan sesar
diantaranya
a.
Hubungan antara
tegasan utama dan pola kekar gerus yang berpasangan atau sesar mendatar utama.
b.
Hubungan antara sesar
atau jalur sesar dengan struktur kekar (tension gash dan shear) atau
lipatanminor yang menyertainya.
c.
Hubungan antara dan
pola keterakan (strain ellips) didalam jalur sesar.
Dari
bebrapa prinsip ini secara teoritis dapat diketahui sifat gerak sesar
sebenarnya (slip). Didalam skala kecil sifat gerak sebenarnya ini misalnyadapat
terlihatpada gores-garis (striations) pada cermin sesar (slickenside). Pada
kasusu yang lebih umum, kedudukan dan sifat gerak ini harus ditentukan dengan
menerapkan kaidah teori atau model yang berlaku. Gerak suatu sesar tidak selau
mutlak mendatar seperti tampak pada peta, normal atau naik apada penampang,
akan tetapi dapat bervariasi antara ketiga jenis geraktersebut. Oleh karenaitu
kaidah atau model dan interpretasi gerak sesar sebenarnya harus dapat
dibatyangkan dalam gambar tiga dimensi.
8. Penentuan
Pergeseran Blok Sesar
Pada
bidang sesar dan blok sesar (dapat berupa hanging wall atau foot wall) sering
terdapat petununjuk yang mengidentifikasikan adanya pergeseran. Petunjuk dapat
berupa kenampakan fisik yang sejajar atau tegak lurus pergeseran pada bidang
sesar (gores garis, tensison gash, compression fracture, rekristalisasi, fault
step dsb.) Berdasarkan pengamatan kenampakan fisik tersebut secara teliti akan
dapat membantu untuk penentuan pergeseran sewaktu sesar terbentuk.
9. Penentuan Arah
Tegasan
Tegasan
yang menyebabkan terjadinya sesar dapat ditetapkan secara grafis melaui bantuan
proyeksi stereografis. Data yang diperlukan adalah kedudukan bidang sesar (
jurus dan kemiringan), sudut pitch gores garis dan arahnya, jenis pergeseran
sinistral dan dekstral). Tegasan σ2 terletak pada bidang sesar dan tegak lurus
gores garis (bidang B). Tegasan σ1 dan σ3 terletak pada bidang yang tegak lurus
σ2 (bidang T). Dengan demikian bidang B dan T saling tegak lurus, sehingga σ2
menjadi tegak lurus σ1 dan σ3. Bidang T dan bidang sesar saling tegak lurus,
keduanya berpotongan menuruti gores garis.
Kedudukan
σ1 memebentuk sudut lancip terhadap gores garis. Sesar terbentuk melalui bidang
retakan yang sebelumnya telah ada. Kedudukan sesar sangat dipengaruhi oleh
kedudukan kekar yang telah ada sebelumnya. Kedudukan kekar pada batuan dapat
beragam, sehingga apabila berkembang menjadi sesar karan adanya tegasan
tektonik dengan satu arah tertentu, maka sesar yang akan dihasilkan dapAt
beragam pula jenisnya, yaitu dapat menjadi sesar naik, turun dan geser mendatar.
Jenis pergeserannya juga dapat mengiri dan menganan. Dengan demikian dapat juga
ditemukan pada satu singkapan adanya sesar minor yang beda jenis maupun macam
pergeserannya meskipun penyebabnya adalh tegasan tektonik yang masih sama.
No comments:
Post a Comment